Kamis, 15 April 2010


ARTERIOSKLEROSIS

Definisi
Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Arteriosklerosis atau “pengerasan arteri” merupakan fenomena penyakit yang sangat penting di sebagian besar Negara maju. Istilah arteriosclerosis sebetulnya meliputi setiap keadaan pada pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan atau pengerasan dindingnya. Ada tiga keadaan yang umumnya tercakup di dalam topic pembahasan ini : sclerosis monckerberg, arteriosclerosis, dan aterosklerosis.
Sklerosis Monckeberg melibatkan pengendapan garam-garam kalsium dalam dinding muscular arteri yang berukuran sedang. Walaupun keadaan ini dapat dideteksi secara kasar dah bahkan dapat dilihat pada filem rontgen, bentuk arteriosclerosis ini secara klinis tidak penting karena endotel pembuluh yang terlibat tidak menjadi kasar dan lumennya tidak menyempit.
Arteriolosklerosis menyatakan penebalan arteriol; keadaan ini sering terdapat pada penderita tekanan darah tinggi dan dalam taraf tertentu berhubungan dengan usia tua. Jenis arteriosclerosis yang paling penting adalah aterosklerosis, dan jika digunakan istilah arteriosclerosis, maka umumnya istilah ini sinonim dengan aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan aorta, cabang-cabangnya yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam utama. Aterosklerosis tidak menyerang arteriol, dan juga tidak melibatkan sirkulasi vena. Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau ateroma (juga dinamakan bercak aterosklerosis), terdiri dari massa bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder dan produk-produk darah. Bercak aterosklerotik mulai pada lapisan intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluas sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding pembuluh.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung

Morfologi
Gambaran kasar yang khas dari aterosklerosis yang cukup berat, Lapisan endotel yang licin pada pembuluh darah merupakan perlindungan penting melawan pembentukan trombus, sehingga mudah dimengerti mengapa aterosklerosis mempunyai kecendrungan besar menjadi trombosit arteri. Dominasi bahan fibrosa dan lemak pada lesi ini tampak jelas (istilah artero menyatakan seperti bubur dan sklerosis menyatakan sifat keras dari lesi tersebut). Pada pembuluh besar seperti aorta, ateroma yang banyak dan berat umumnya tidak mengakibatkna penyumbatan lumen tetapi hanya menyebabkan permukaan endotel menjadi kasar. Dalam pembuluh yang lebih kecil, arteroma dapat benar-benar berupa lingkaran yang mengakibatkan penyumbatan lumen yang nyata.

Etiologi
Perkembangan arterosklerosis disebabkan oleh banyak factor, dan karena itu tidak mungkin menyebut faktor etiologi tunggal atau dominant. Berbagai faktor yang menyokong perkembangan aterosklerosis tersebar luas pada penduduk di Negara-negara maju, sehingga hanya anak-anak yang dapat terhindar dari penyakit ini. Ternyata, pada autopsy yang dilakukan pada orang dewasa muda yang meninggal akibat trauma sering menunjukan adanya lesi aterosklerosis, yang kadang-kadang susah sudah sangat berat. Endapan lemak paling dini dapat terlihat pada anak-anak kecil dan cenderung bertambah dengan meningkatnya usia. Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor genetic penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya cenderung terjadi dalam keluarga. Seseorang dengan kadar kolesterol serum yang tinggi dan pada penderita diabetes mellitus akan lebih mudah mendapatkan aterosklerosis. Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis. Pada umumnya penderita hipertensi akan menderita aterosklerosis lebih awal dan lebih berat; dan beratnya penyakit berhubungan dengan tekanan darah, walaupun dalam batas normal.
Aterosklerosis tidak terlihat pada arteria pulmonalis (biasanya bertekanan rendah) kecuali jika tekanannya meningkat secara abnormal, keadaan ini dinamakan hipertensi pulmonal. Faktor resiko lain di dalam perkembangan aterosklerosis adalah merokok. Merokok merupakan faktor lingkungan utama yang menyebabkan aterosklerosis menjadi semakin buruk. Cara yang tepat untuk mengetahui berbagai faktor penyokong patogenesis lesi aterosklerosis belum diketahui sepenuhnya.

Penyebab
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma. Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung). Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.

Gejala
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan. Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang. Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

Efek
Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang terserang. Jika arteri berukuran sedang, seperti cabang utama arteria koronaria, dengan garis tengah lumen beberapa millimeter, aterosklerosis lambat laun dapat mengakibatkan penyempitan atau obstruksi total lumen. Berbeda dengan perkembangan penyumbatan yang lambat ini, komplikasi aterosklerosis dapat mengakibatkan penyumbatan mendadak. Salah satu keadaan seperti ini adalah pembentukan trombus yang bertumpuk pada lapisan intinya yang kasar, yang ditimbulkan oleh plak aterosklerosis. Trombosis cenderung menimbulkan penyumbatan dalam arteri ukuran kecil atau ukuran sedang, tetapi mungkin juga terdapat dalam bentuk endapan tipis pada dinding pembuluh besar seperti aorta. Komplikasi lain aterosklerosis adalah pendarahan di pusat plak yang lunak. Pada sebuah pembuluh dengan ukuran sebesar arteria koronaria pendarahan tersebut dapat mengakibatkan pembengkakan plak disertai penyumbatan lumen yang mendadak. Komplikasi lain yang dapat mengakibatkan penyumbatan arteri akut adalah rupture bercak disertai pembengkakan kandungan lipid yang lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada bagian bawah pembuluh yang lebih sempit. Akhirnya, jika cukup luas dan berat, lesi aterosklerosis itu dapat menembus dinding muskularis dan dinding elastis (tunika media) dinding arteri, sehingga melemahkan dinding tersebut. Pada aorta abdominalis, tempat yang paling sering terjadi aterosklerosis yang berat, kerusakan tunika media seperti ini dapat mengakibatkan terbentuknya aneurisma aterosklerosis yang merupakan penggelembungan dinding arteri yang lemah. Walaupun thrombus dapat terbentuk dalam aneurisma seperti ini akibat pusaran abnormal dari darah dan akibat intima yang kasar, tetapi komplikasi aneurisma yang paling berbahaya adalah terjadinya rupture disertai pendarahan.

Diagnosa
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis dengan ABI (ankle-brachial index) yang dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetic, arteriografi di daerah yang terkena dan IVUS (intravascular ultrasound).

Pengobatan
Sampai tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya sendiri dengan cara membentuk pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis dengan ABI (ankle-brachial index) yang dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetic, arteriografi di daerah yang terkena dan IVUS (intravascular ultrasound).
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol,lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.

Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan tekanan darah, berhenti merokok, menurunkan berat badan dan berolah raga secara teratur.
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL), merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri, merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan dan merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan. Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.